Jumat, 10 Januari 2020

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun, membordir, menyulam dan melukis. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Bahan tekstil dibuat dengan menjalin benang pakan dan lungsi dengan beragam pola jalinan. Alat yang digunakan untuk membuat bahan tekstil bisa dilakukan dengan alat tenun tradision maupun yang modern.

Jenis dan Sifat Bahan Tekstil
Bahan tekstil memiliki keanekaragaman jenis dan bahan dasar yang berasal dari alam maupun buatan. Bahan dasar tekstil akan mempengaruhi sifat dari bahan tekstil yang telah diproduksi. Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan permukaan teksturnya. Benang dibuat dari bahan alam atau bahan buatan. Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan (sintetis) dan galian (asbes, logam).
  • Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan, rayon, nenas, pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang berasal dari serat tersebut adalah bahan wol.sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra
  • Serat buatan (termoplastik)  merupakan bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini adalah berupa Dacron, polyester, nylon.
  • Serat galian adalah bahan yang berasal dari dalam tanah, contoh asbes dan logam, benang logam, bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti: stoking, nylon, tula dan bahan rajutan.
  • Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacam-macam jenis benang, seperti, benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu ada pula benang logam yang dilapisi dengan plastik.

Benang katun dibuat dari kapas. Benang sutera dibuat dari serat yang berasal dari kepompong ulat sutera. Kain wol dibuat dari bulu domba. Bahan benang buatan misalnya dakron, polyester dan nilon digunakan untuk membuat tekstil dengan jenis tertentu. Bahan benang yang lain, misalnya serat agel dan serat rami, digunakan untuk produk tekstil yang lain, seperti tas dan makrame. Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang berbeda-beda, sebagai berikut:
  • Katun memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur, dan dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi.
  • Wol memiliki sifat sangat lentur, tidak mudah kusut, dapat menahan panas, apabila dipanaskan menjadi lebih lunak.
  • Sutera memiliki lembut, licin, berkilat, lentur, dan kuat. Bahan sutera banyak menyerap air dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan.
  • Tekstil dari bahan dacron, polyester dan nilon memiliki sifat tidak tahan panas, tidak mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan jika dicuci cepat kering.
  • Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.

Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil
Bahan tekstil dapat diberi warna baik dari bahan pewarna alami maupun buatan. Masing-masing bahan pewarna ini memiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda. 

Zat warna alam (natural dyes) adalah zat warna yang diperoleh dari alam/tumbuh-tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan kayu. Pewarna alami misalnya soga dan kesumba.
  • Soga merupakan bahan pewarna alami yang berasal dari pohon soga. Bahan yang berasal dari kulit soga jambal berwarna merah sawo, sedangkan kulit pohon soga tengeran menghasilkan warna kuning, soga tinggi menghasilkan warna merah.
  • Kayu kuning (cudranis javanenses) menghasilkan warna kuning.
  • Alpokat menghasilkan warna hijau dan cokelat.
  • Jati dan secang penghasil warna merah.
  • Mengkudu atau pace menghasilkan warna cokleat.
  • Kesumba menghasilkan warna oranye.
Pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan kimia, misalnya naptol dan indigosol. Jenis pewarna naptol digunakan dengan teknik celup, sedangkan pewarna indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis). Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak mudah luntur dan tahan terhadap sinar matahari. Sebaliknya, pewarna alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari.

Teknik Menggambar Ragam Hias Pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda, misalnya sulam, batik, sablon, tenun ikat, bordir, dan songket.
  • Menyulam merupakan salah satu teknik menggambar yang bertujuan untuk dekoratif dengan menggunakan alat jahit seperti jarum sulam, benang, pemidangan. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet.
  • Membatik adalah cara membuat/menggambar motif pada kain atau bahan yang lain dengan sistem tutup dengan bahan malam, cetak dan celup dengan warna. Batik tulis menggunakan canting, batik cetak menggunakan cetakan, batik celup menggunkan ikatan.
  • Sablon adalah sebuah teknik untuk menggambar diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki. Proses penyablonan menggunakan screen sablon dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya.
  • Tenun ikat adalah karya tenun berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin.
  • Bordir adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Perbedaan bordir dan sulaman terdapat pada alat yang digunakan pada sulaman menggunakan tangan sedangkan bordir menggunakan mesin bordir.
  • Teknik songket adalah teknik tenun menggunakan benang emas atau benang perak. Selain benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang berwarna, ada yang menggunakan benang sulam, ada yang menggunakan benang katun berwarna dan sebagainya. Tetapi semua jenis benang tersebut dipergunakan untuk menghias permukaan kain tenun, bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar kain tenunnya.

Penerapan ragam hias pada bahan tekstil misalnya dilakukan pada kaos oblong. Kaos oblong dibuat dari bahan yang menyerap cat. Bahan pewarnaan yang digunakan misalnya cat tekstil atau cat sablon dengan alat kuas. Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada produk kaos oblong, dengan teknik menggambar.
  • Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas.
  • Siapkan kaos oblong berwarna putih dan berilah alas dari bahan karton atau tripleks di dalamnya, agar pengecatan tidak akan tembus ke belakang.
  • Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan kaos dengan pensil.
  • Selesaikan gambar rancangan dengan menerapkan warna-warna yang menarik dengan alat kuas.
  • Keringkan hasil gambar ragam hias dengan hair dryer atau dijemur.

Bentuk ragam hias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik menggambar. Menggambar pada bahan tekstil kaos, menjadi pilihan yang bisa dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil atau cat sablon. Proses pembuatannya dapat menggunakan kuas dan diberi campuran beraneka warna
 dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Menggambar dengan bahan tekstil (kaos) meliputi beberapa tahapan berikut:
  • Buatlah sketsa ragam hias yang sudah dipilih.
  • Gunakan kayu triplek atau karton tebal sebagai alas kaos dan letakkan di dalamnya agar tidak tembus ke belakang.
  • Berilah warna pada ragam hias.
  • Keringkan hasil gambar pada sinar matahari atau gunakan pengering rambut (hair dryer).